PSIKOLOGI PENDIDIKAN
MAKALAH
PERANAN KREATIVITAS DALAM BELAJAR
OLEH :
OKI DESPRIAN SARDI
1206230
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2015
KATA PENGANTAR
Dengan segala kerendahan hati, kami
panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahcurahkan
rahmat dan karunia-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan makalah psikologi
pendidikan tentang “Peranan kreativitas
dalam belajar”.
Makalah ini dibuat dalam rangka
memenuhi tugas psikologi pendidikan dan tentunya sebagai salah satu cermin
pemahaman kami terhadap apa yang telah kami presentasikan, juga sebagai salah
satu materi dan sumber ilmu tambahan buat pembaca agar lebih memahami
pengertian, pandangan, dan proses kreativitas.
Pada kesempatan ini penulis ingin
mengucapkan terimakasih kepada semua anggota kelompok yang telah membantu dan
memberikan sumbangan pemikirannya hingga makalah ini tersusun.
Penulis menyadari bahwasanya dalam
penulisan makalah ini masih sangat jauh dari sempurna, oleh sebab itu penulis
mengharapkan kritik maupun saran dari pembaca yang bersifat membangun.
Padang, September 2014
Penulis
DAFTAR
ISI
PENDAHULUAN........................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................... iii
BAB I. PENDAHULUAN.............................................................................. 1
A. Latar
Belakang...................................................................................... 1
B. Tujuan................................................................................................... 1
BAB II. PEMBAHASAN............................................................................... 2
A. Pengertian
Kreativitas........................................................................... 2
B. Karakteristik
Individu Kreatif.............................................................. 5
C. Tahap
Berkembangnya Kreativitas....................................................... 8
D. Factor-Faktor
Yang Mempengaruhi Perkembangan Kreativitas.......... 9
E. Upaya
Guru Dalam Mengembangkan Kreativitas Peserta Didik Dalam Proses Pembelajaran 10
BAB
III. PENUTUP........................................................................................ 12
A. Kesimpulan........................................................................................... 12
B. Saran..................................................................................................... 12
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Kreatifitas adalah sebuah kata yang mudah diucapkan tetapi
susah untuk diartikan, bahkan susah untuk dijalankan dalam kehidupan keseharian
bagi yang belum terbiasa dan yang masih terbelenggu dengan pikiran bahwa
kreativitas itu harus menghasilkan ciptaan yang luar biasa hebat. Banyak orang
mengatakan bahwa kreativitas itu suatu cara berfikir untuk keluar dari masalah
hidup keseharian yang melingkupi dan membelitnya.
Kreatifitas itu sikap dan pola pikir yang dapat menciptakan
sesuatu yang baru, baik baru menurut dirinya maupun baru menurut orang lain.
Kreativitas itu berhubungan penciptaan sesuatu yang baru dan orisinal.
Kreatifitas berhubungan dengan pola pikir yang dapat
menghubungan suatu masalah atau fenomena dengan unsur-unsur yang lain sehingga
menjadi sesuatu yang baru. Bahkan kreativitas dapat diartikan sebagai pola
pikir yang dapat menciptakan sesuatu yang baru. Nah, itu adalah tinjauan
kreatifitas bagi orang awam dan orang yang tidak mau memusingkan diri dengan
definisi-definisi.
Tetapi alangkah baiknya kita juga melihat pengertian
kreativitas bagi orang-orang ahli. Kreativitas menurut Julius Chandra dalam bukunya Kreatifitas, dia mengartikan
kemampuan mental dan berbagai jenis keterampilan khas manusia yang dapat
melahirkan pengungkapan yang unik, berbeda, orisinal, sama sekali baru, indah,
efisien, tepat sasaran dan tepat guna.
B.
Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini antara lain :
1. Memenuhi salah satu tugas mata
kuliah psikologi pendidikan
2. Menjelaskan kreativitas
3. Menjelaskan karakteristik peserta
didik yang kreatif.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Kreatifitas
Kreatifitas kaitannya erat dengan imajinasi, karena
kreatifitas mengembangkan daya fikir, daya fantasi yang sifatnya intelektual.
pengertian kreatifitas menurut KBBI berarti hasil dari kemampuan mencipta.
dengan daya imajinasi seseorang dapat menciptakan buah fikir yang ada kaitannya
dengan kebutuhan hidup manusia. untuk mengembangkan pribadi dan intelektual
manusia perlu memiliki pengetahuan dan kreatifitas.
Menurut TORRANCE
(1962), kreatifitas dapat didefinisikan secara inklusif, yaitu meliputi
semua usaha produktif yang unik dari individu. dengan kata lain kreatifitas
dapat diartikan sebagai pola berfikir yang timbul secara spontan dan imajinatif,
yang bercirikan hasil artistik, penemuan ilmiah, dan penciptaan mekanik. dalam
proses kreatifitas ada dua pandangan yaitu:
1. Pandangan Asosiasi
Menyatakan
bahwa kreatifitas menyangkut pembentukan asosiasi stimulus-respons. jadi
pandangan ini menekankan pada asosiasi yang dipelajari sebelumnya yang
dihidupkan kembali kemudian dirangkaikan.
2. Pandangan Kognitif
Menyatakan
bahwa kreatifitas melibatkan penggabungan gagasan dan informasi dalam cara baru
yang berbeda. jadi pandangan ini menekankan bahwa analisis kognitif kreatifitas
tidak semata-mata pada asosiasi yang luar biasa tetapi pada gagasan baru yang
bermakna. contohnya ketrampilan berpikir lancar, ketrampilan berfikir luwes
atau fleksibel, ketrampilan berpikir orisional, ketrampilan merinci atau mengelaborasi
serta ketrampilan menilai.
Proses
kreatif berlangsung mengikuti tahap-tahap tertentu. tidak mudah
mengidentifikasi secara persis pada tahap manakah suatu
proses kreatif itu sedang
berlangsung dan dapat diamati adalah gejalanya berupa prilaku yang ditampilkan
oleh individu.
Menurut Wallas
(1991), menemukakan empat
tahapan proses kreatif yaitu :
1. Persiapan (Preparation)
Pada tahap
ini individu berusaha mengumpulkan informasi atau data untuk memecahkan masalah
yang dihadapi. individu mencoba memikirkan berbagai alternative pemecahan
masalah terhadap masalah yang dihadapi. Dengan bekal ilmu pengetahuan dan
pengalaman yang dimiliki, individu berusaha menjajaki berbagai kemungkinan
jalan yang dapat ditempuh untuk memecahkan masalah. namun pada tahap ini belum
ada arah yang tetap meskipun sudah mampu mengeksplorasi berbagai alternative
pemecahan masalah. pada tahap ini masih amat diperlukan perkembangan kemampuan
divergen.
2. Inkubasi (incubation)
Pada tahap
ini, proses pemecahan masalah “dierami” dalam alam prasadar. individu
seolah-olah melepaaskan diri untuk sementara waktu dari masalah yang
dihadapinya, dalam pengertian tidak memikirkannya secara sadar melainkan
mengendapannya dalam alam prasadar. proses inkubasi ini dapat berlangsung lama(
berhari-hari atau bahkan bertahun) dan juga bisa sebentar (beberapa jam saja)
kemudian timbul inspirasi atau gagasan untuk pemecahan masalah.
3. Iluminasi (illumination)
Tahap ini
sering disebut sebagai tahap timbulnya insight. pada tahap ini sudah dapat
timbul inspirasi atau gagasan-gagasan baru. ini timbul setelah diendapkan dalam
waktu yang lama atau bisa juga sebentar pada tahap inkubasi.
4. Verifikasi (Verification)
Pada tahap ini, gagasan yang telah
muncul dievaluasi secara kritis dan konvergen serta menghadapkannya kepada
realitas. pada tahap ini pemikiran divergen harus diikuti oleh pemikiran
selektif dan sengaja. penerimaan secara total harus diikuti oleh kritik.
filsafat harus diikuti oleh pemikiran logis. keberanian harus diikuti oleh
sikap hati-hati. imajinasi harus diikuti oleh pengujian terhadap realitas. jadi
pada tahap preparation, incubation, dan illumination adalah proses berfikir
divergen yang menonjol maka dalam tahap verification yang lebih menonjol adalah
proses berpikir konvergen.
Guilford (1967) menyatakan bahwa intelegensi
berkaitan dengan kemampuan berfikir convergen,
sedangkan kreativitas adalah berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk
berfikir divergen. Berfikir convergen proses berfikir didasari oleh
berbagai hal menuju kesatu hal/kesimpulan, sedangkan berfikir divergen adalah kemampuan berfikir yang
berasal dari satu persoalan atau satu hal menuju berbagai hal.
Kreatifitas juga dapat ditinjau dari
4 aspek, yaitu :
1.
Kreativitas
dari aspek pribadi, muncul dari keunikan pribadi individu dalam interaksi
dengan lingkungannya. setiap anak mempunyai bakat kreatif, namun masing-masing
dalam bidang dan kadar yang berbeda-beda. kreativitas sebagai kemampuan
berfikir meliputi kelancaran, kelenturan, orisinalitas, dan elaborasi.
a. Kelancaran disini berkaitan dengan
kemampuan untuk membangkitkan sejumlah besar ide-ide, dengan hal tersebut akan
semakin besar kesempatan untuk menemukan ide-ide yang baik.
b. Orisinalitas adalah kemampuan untuk
menghasilkan ide-ide luar biasa, memecahkan problem dengan cara yang luar biasa
atau menggunakan hal-hal atau situasi yang luar biasa. individu yang kreatif
membuahkan tanggapan yang luar biasa, membuat asosiasi jarak jauh dan
membuahkan tanggapan yang cerdik serta mempunyai gagasan yang jarang dimiliki
oranglain.
c. Elaborasi adalah kemampuan
menyatakan pengarahan ide secara terperinci untuk mewujudkan ide secara
terperinci untuk mewujudkan ide jadi kenyataan.
2. Pendorong menunjuk pada perlunya
dorongan dari dalam individu (berupa minat, hasrat, dan motivasi) dan dari luar
(keluarga, sekolah, masyarakat) agar bakat kreatif dapat diwujudkan. Sehubungan
dengan hal ini pendidik diharapkan dapat member dukungan, perhatian, serta
sarana prasarana yang diperlukan.
3.
Kreatifitas
sebagai proses ialah proses bersibuk diri secara kreatif. Pada anak usia
prasekolah hendaknya kreatifitas sebagai proses yang diutamakan, dan jangan
terlalu cepat mengharapkan produk kreatif yang bermakna dan bermanfaat. jika
pendidik terlalu cepat menuntut produk kreatif yang memenuhi mutu tertentu, hal
ini akan mengurangi kesenangan dan keasyikan anak untuk berkreasi.
4.
Kreatifitas
sebagai produk merupakan suatu ciptaan baru yang bermakna bagi individu dan atau bagi lingkungannya. Pada
seorang anak, hasil karyanya sudah dapat disebut kreatif, jika baginya hal itu
baru, ia belum pernah membuat itu sebelumnya dan ia tidak meniru atau mencontoh
pekerjaan orang lain. dan yang penting produk kreatifitas anak perlu dihargai
agar ia merasa puas dan tetap bersemangat dalam berkreasi. Kegiatan kreatif ini
bertujuan membentangkan alam pikiran dan perasaan anak, menjangkau masa lalu,
dan masa depan, menantang maka menjajaki bidang-bidang baru, memikirkan hal-hal
baru yang belum terpikir sebelumnya, mengantisipasi akibat-akibat dari
hipotesis, menggunakan daya imajinasi dan firasatnya dalam memecahkan masalah.
B.
Karakteristik
Individu Kraetif
Individu yang memiliki
kreativitas yang tinggi menunjukan sikap dan prilaku yang kadang-kadang tidak
dimiliki oleh kebanyakan orang. Kekhasan prilaku yang kreatif digambarkan oleh
beberapa ahli berikut ini :
Menurut Roger ( dalam Utami Munandar,
2004) ada tiga kondisi dari pribadi kreatif :
1. Keterbukaan
terhadap pengalaman
2. Kemampuan
untuk menilai situasi sesuai dengan patokan pribadi seseorang (internal locus of evalution) dan
3. Kemampuan
untuk bereksperimen, untuk bermain dengan konsep-konsep
Para ahli lain seperti
Torrance dan Dembo (979); Utami Munandar (2004); Conny Semiawan (1984); Cohen
(1976); Siegelman (1973) mengungkapkan beberapa ciri orang kreatif antara lain
:
1.
Suka humor, tidak kaku dan tidak tegang
dalam bekerja
2.
Suka pada pekerjaan yang menantang
3.
Cukup kuat memusatkan perhatian
4.
Suka mengemukakan ide-ide baru dan
bersifat imajinatif
5.
Lebih sensitive terhadap keadaan orang
lain
6.
Tidak banyak terikat pada kelompoknya
7.
Mampu memunculkan ide-ide yang aneh
8.
Terbuka terhadap ide-ide/penemuan baru
9.
Fleksibel//tidak kaku
10.
Memiliki konsep diri positif
Menurut Utami Munandar (2004) prilaku kreatif
tidak hanya memerlukan kemampuan berfikir kreatif (kognitif), tetapi juga
memerlukan adanya sikap kreatif (aktif) pada saat sikap kreatif
dioprasionalkan.
Menurut PARNES (1972)
Ada 4 macam prilaku kreatif (Ciri kreatifitas), sebagai berikut:
1.
Fluency
(kelancaran), yaitu kemampuan mengemukakan ide yang serupa untuk memecahkan
suatu masalah.
2.
Flexibility
(keluwesan), yaitu kemampuan memberikan atau menemukan berbagai macam ide untuk
memecahkan suatu masalah diluar kategori biasa.
3.
Originality
(keaslian), yaitu kemampuan memberikan respon yang unik, bahan ide secara
terperinci untuk mewujudkan ide jadi kenyataan.
4.
Sensitivity
(kepekaan), yaitu kepekaan menangkap dan menghasilkan masalah sebagai tanggapan
suatu situasi
Lebih lanjut, Munandar
(1999) menjelaskan ciri-ciri pribadi kreatif meliputi ciri-ciri aptitude
dan non-aptitude. Ciri-ciri aptitude yaitu ciri yang berhubungan dengan kognisi
atau proses berfikir adalah :
1.
Ketrampilan
berpikir lancar, yaitu kemampuan mencetuskan banyak gagasan, jawaban ,
penyelesaian masalah atau pertanyaan.
2.
Ketrampilan
berpikir luwes, yaitu kemampuan menghasilkan gagasan, jawaban, atau pertanyaan
yang bervariasi, serta dapat melihat suatu masalah dari sudut pandang yang
berbeda.
3.
Ketrampilan
berpikir orisinal, yaitu kemampuan melahirkan ungkapan yang baru, unik, dan
asli.
4.
Ketrampilan
memperinci (mengelaborasi), yaitu kemampuan mengembangkan, memperkaya, atau
memperinci secara detail dari suatu gagasan sehingga menjadi lebih menarik.
5.
Ketrampilan
menilai (mengevaluasi), yaitu kemampuan menentukan penilaian sendiri dan menentukan apakah suatu
pertanyaan, suatu rencana, atau suatu tindakan itu bijaksana atau tidak.
Ciri-ciri non-aptitude
yaitu ciri-ciri yang lebih berkaitan dengan sikap atau perasaan. Motivasi atau
dorongan dari dalam untuk berbuat sesuatu:
1.
Rasa
ingin tahu
2.
Bersifat
imajinatif
3.
Merasa
tertantang oleh kemajemukan
4.
Berani
mengambil resiko
5.
Sifat
menghargai
Ciri kreatifitas juga digolongkan kedalam dua bagian yaitu
anak yang kreatifitasnya tinggi dan anak yang kreatifitasnya rendah. Anak yang
kreatifitasnya tinggi cenderung lebih ambisius, mandiri, otonom, cenderung
percaya diri, efisien dalam berfikir, tertarik pada hal-hal komplek dan
perspektif, mampu mengambil resiko. Sedangkan anak yang rendah kreatifitasnya
kurang memiliki kesadaran diri akan arti hidup sehat dan sejahtera, kurang bisa
mengendalikan dirinya dan kurang efisien dalam berfikir.
C.
Tahap Berkembangnya Kreativitas
Kreativitas meminta,
menggunakan dan menyeimbangkan tiga kemampuan sisntetik, analisis dan
praktikal. Kemampuan sisntetik mampu membangkitkan ide baru dan menarik,
seringkali seorang kreatif memiliki partikel berfikir sintetik yang bagus menghubungkan
hal satu dengan hal lain dengan spontan. Tipikal kemampuan analisis mempertimbangkan
berfikir kritik, keterampilan analisis dan ide evaluasi. Setiap orang kreatif memiliki
ide menganalisis peristiwa baik dan buruk. Kemampuan mengembangkan analisis
pikirannya memungkinkan mengembangkan ide jelek menjadi bagus menggunakan
kemampuan analisis mengeluarkan implikasi ide kreatif dan tes. Kemampuan
praktikal ialah kemampuan menerjemahkan teori kepraktek dan ide-ide abstrak
kepada kecakapan praktikal.
Potensi kreatif
berkembang melalui beberapa tahap sebagai berikut :
1. Tahap
persiapan yaitu mulai dengan mempelajari latar belakang masalah yang dihadapi
2. Tahap
konsentrasi (concentration) yaitu
berfikir sepenuhnya tentang masalah tersebut
3. Tahap
inkubasi (incubation) yaitu istirahat
untuk penenangan sejenak dengan cara santai sejenak
4. Illumination
yaitu tahap “AHA” pada saat itu mendapatkan suatu ide/gagasan tentang pemecahan
masalah yang dihadapi
5. Ferifikasi/produksi
yaitu tahap berakhir mulai memecahkan masalah tersebut dan mulai merealisasikan
dalam bentuk ide-ide.
Menurut Cropley (1999), terdapat 3
tahap perkembangan kreativitas diantaranya:
1.
Tahap prekonvensional (Preconventional phase)
Tahap ini
terjadi pada usia 6–8 tahun. Pada tahap ini, individu menunjukkan spontanitas
dan emosional dalam menghasilkan suatu karya, yang kemudian mengarah kepada
hasil yang aestetik dan menyenangkan. Individu menghasilkan sesuatu yang baru
tanpa memperhatikan aturan dan batasan dari luar.
2.
Tahap konvensional (Conventional phase)
Tahap ini
berlangsung pada usia 9–12 tahun. Pada tahap ini kemampuan berpikir seseorang
dibatasi oleh aturan-aturan yang ada sehingga karya yang dihasilkan menjadi
kaku. Selain itu, pada tahap ini kemampuan kritis dan evaluatif juga
berkembang.
3.
Tahap poskonvensional (Postconventional phase)
Tahap ini
berlangsung pada usia 12 tahun hingga dewasa. Pada tahap ini, individu sudah
mampu menghasilkan karya-karya baru yang telah disesuaikan dengan
batasan-batasan eksternal dan nilai-nilai konvensional yang ada di lingkungan.
D.
Factor-Faktor Yang Mempengaruhi
Perkembangan Kreativitas
Mengenai factor apa saja yang dapat
mempengaruhi berkembangnya kreativitas seseorang, berikut ini David Campble (
dalam Mangunharjdono, 1986) menjelaskan adanya beberapa factor yang
mempengaruhi, yaitu :
1. Faktor genetik
2. Adanya keterbukaan dalam keluarga
3. Adanya kebebasan psikologis
4. Kehidupan yang sering
berpindah-pindah
5. Tersedianya fasilitas yang memadai
untuk mengembangkan bakat
6. Keberanian dalam mengambil resiko
E.
Upaya Guru Dalam Mengembangkan Kreativitas
Peserta Didik Dalam Proses Pembelajaran
Menurut Clark (1979) dan Roger yang
dikutip oleh Munandar (2004), untuk mengembangkan kreatifitas (dalam mengajar) perlu
menciptakan rasa aman dan kebebasan psikologis. Untuk itu pendidik harus
mengusahakan :
1. Menerima individu sebagaimana adanya
dengan segala kelebihan dan keterbatasannya
2. Menghindarkan adanya suasana yang
bersifat mengancam
3. Memberikan empati terhadap persoalan
yang dihadapi anak
4. Memberikan kebebasan untuk berpendapat,
permissiveness (memaklumi) terhadap
pemikiran anak
Menurut David Campble ( dalam
Mangunhardjono, 1986) guru yang memiliki kebiasaan berikut ini sangat baik
untuk menumbuh kembangkan kreatifitas anak :
1. Bersifat mengasuh/membimbing
2. Suka bersifat informal
3. Memiliki persiapan mengajar yang
matang
4. Tidak terikat pada buku mata
pelajaran saja
5. Terbuka terhadap pendapat yang
berlawanan
6. Suka memberikan penguatan (reinforcement) bila ada siswa yang
kreatif
7. Tidak terlalu pasti
Menurut Umi Munandar (2004) ada strategi
4P (Pribadi, Pendorng, Proses dan Produk) dalam mengemabangkan kreatifitas,
yaitu :
1. Pribadi
Kreatifitas
adalah ungkapan (ekspresi) dari keunikan individu dalam melakukan interaksi
dengan lingkungannya. Ungkapan atau produk kreatif adalah yang mencerminkan
orisinalitas dari individu tersebut.
2. Pendorong
Bakat
kreatif siswa akan terwujud bilamana ada dukungan dari lingkungan dan dorongan
dari dalam dirinya sendiri (motivasi internal) untuk menghasilkan sesuatu.
3. Proses
Anak/siswa
perlu diberikan kesempatan untuk melakukan aktivitas dan diberi fasilitas yang
diperlukan. Kurikulum yang terlalu padat mengakibatkan siswa tidak ada peluang
untuk melakukan kegiatan kreatif, dan jenis pekerjaan yang monoton tidak
menunjang bagi siswa untuk mengungkapkan dirinya secara kreatif.
4. Produk
Kondisi
yang memungkinkan seseorang untuk menciptakan produk kreatif yang bermakna
yaitu kondisi pribadi dan kondisi lingkungan. Kedua kondisi tersebut seberapa
jauh mampu menimbulkan kegiatan kreatif dan menghasilkan suatu produk kreatif.
BAB
III
PENUTUP
- KESIMPULAN
Setelah membaca materi kreatifitas diatas dapat disimpulkan
bahwa sebenarnya setiap manusia memiliki potensi kreatifitas untuk
mengembangkan setiap bakat yang dimiliki, dan faktor yang mempengaruhinya yaitu
keluarga, sekolah, dan masyarakat. Tugas kita sebagai seorang guru (calon
pendidik) adalah membantu siswa dan mengarahkannya untuk lebih kreatif melalui
metode pembelajaran yang efektif dan disenangi oleh siswa sehingga siswa mampu
berkembang dalam berfikir maupun dalam mengesplor bakat dan minat yang
dimiliki.
- SARAN
Metode belajar efektif dan
menyenangkan seperti school to nature dapat
membantu siswa dalam mengembangkan kreatifitasnya, oleh sebab itu guru
diharapkan setiap harinya mampu membuat ide-ide yang berbeda untuk melakukan
pengajaran pada peserta didiknya.
DAFTAR
PUSTAKA
Eson, M.E
(1972) Psychological Foundation, N.Y
: Holt, Rinehart and Winston, Inc . Part 2 and 3.
Mudjiran,
Dkk. 2007. Perkembangan Peserta Didik.
Buku Ajar. Padang: FIP UNP