Pages

Rabu, 01 April 2015



PSIKOLOGI PENDIDIKAN
MAKALAH
PERANAN KREATIVITAS DALAM BELAJAR



 


Hasil gambar untuk unp







OLEH :
OKI DESPRIAN SARDI
1206230




UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2015


KATA PENGANTAR
Dengan segala kerendahan hati, kami panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahcurahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan makalah psikologi pendidikan tentang “Peranan kreativitas dalam belajar”.
Makalah ini dibuat dalam rangka memenuhi tugas psikologi pendidikan dan tentunya sebagai salah satu cermin pemahaman kami terhadap apa yang telah kami presentasikan, juga sebagai salah satu materi dan sumber ilmu tambahan buat pembaca agar lebih memahami pengertian, pandangan, dan proses kreativitas.
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada semua anggota kelompok yang telah membantu dan memberikan sumbangan pemikirannya hingga makalah ini tersusun.
Penulis menyadari bahwasanya dalam penulisan makalah ini masih sangat jauh dari sempurna, oleh sebab itu penulis mengharapkan kritik maupun saran dari pembaca yang bersifat membangun.



Padang, September 2014




Penulis




DAFTAR ISI

PENDAHULUAN........................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................... iii
BAB I. PENDAHULUAN.............................................................................. 1
A.    Latar Belakang...................................................................................... 1
B.    Tujuan................................................................................................... 1
BAB II. PEMBAHASAN............................................................................... 2
A.    Pengertian Kreativitas........................................................................... 2
B.    Karakteristik Individu Kreatif.............................................................. 5
C.    Tahap Berkembangnya Kreativitas....................................................... 8
D.    Factor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Kreativitas.......... 9
E.     Upaya Guru Dalam Mengembangkan Kreativitas Peserta Didik Dalam Proses Pembelajaran          10
BAB III. PENUTUP........................................................................................ 12
A.    Kesimpulan........................................................................................... 12
B.    Saran..................................................................................................... 12


BAB I
PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang
Kreatifitas adalah sebuah kata yang mudah diucapkan tetapi susah untuk diartikan, bahkan susah untuk dijalankan dalam kehidupan keseharian bagi yang belum terbiasa dan yang masih terbelenggu dengan pikiran bahwa kreativitas itu harus menghasilkan ciptaan yang luar biasa hebat. Banyak orang mengatakan bahwa kreativitas itu suatu cara berfikir untuk keluar dari masalah hidup keseharian yang melingkupi dan membelitnya.
Kreatifitas itu sikap dan pola pikir yang dapat menciptakan sesuatu yang baru, baik baru menurut dirinya maupun baru menurut orang lain. Kreativitas itu berhubungan penciptaan sesuatu yang baru dan orisinal.
Kreatifitas berhubungan dengan pola pikir yang dapat menghubungan suatu masalah atau fenomena dengan unsur-unsur yang lain sehingga menjadi sesuatu yang baru. Bahkan kreativitas dapat diartikan sebagai pola pikir yang dapat menciptakan sesuatu yang baru. Nah, itu adalah tinjauan kreatifitas bagi orang awam dan orang yang tidak mau memusingkan diri dengan definisi-definisi.
Tetapi alangkah baiknya kita juga melihat pengertian kreativitas bagi orang-orang ahli. Kreativitas menurut Julius Chandra dalam bukunya Kreatifitas, dia mengartikan kemampuan mental dan berbagai jenis keterampilan khas manusia yang dapat melahirkan pengungkapan yang unik, berbeda, orisinal, sama sekali baru, indah, efisien, tepat sasaran dan tepat guna.

B.     Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini antara lain :
1.    Memenuhi salah satu tugas mata kuliah psikologi pendidikan
2.    Menjelaskan kreativitas
3.    Menjelaskan karakteristik peserta didik yang kreatif.

BAB II
PEMBAHASAN
A.   Pengertian Kreatifitas
Kreatifitas kaitannya erat dengan imajinasi, karena kreatifitas mengembangkan daya fikir, daya fantasi yang sifatnya intelektual. pengertian kreatifitas menurut KBBI berarti hasil dari kemampuan mencipta. dengan daya imajinasi seseorang dapat menciptakan buah fikir yang ada kaitannya dengan kebutuhan hidup manusia. untuk mengembangkan pribadi dan intelektual manusia perlu memiliki pengetahuan dan kreatifitas.
Menurut TORRANCE (1962), kreatifitas dapat didefinisikan secara inklusif, yaitu meliputi semua usaha produktif yang unik dari individu. dengan kata lain kreatifitas dapat diartikan sebagai pola berfikir yang timbul secara spontan dan imajinatif, yang bercirikan hasil artistik, penemuan ilmiah, dan penciptaan mekanik. dalam proses kreatifitas ada dua pandangan yaitu:
1.    Pandangan Asosiasi
            Menyatakan bahwa kreatifitas menyangkut pembentukan asosiasi stimulus-respons. jadi pandangan ini menekankan pada asosiasi yang dipelajari sebelumnya yang dihidupkan kembali kemudian dirangkaikan.
2.    Pandangan Kognitif
Menyatakan bahwa kreatifitas melibatkan penggabungan gagasan dan informasi dalam cara baru yang berbeda. jadi pandangan ini menekankan bahwa analisis kognitif kreatifitas tidak semata-mata pada asosiasi yang luar biasa tetapi pada gagasan baru yang bermakna. contohnya ketrampilan berpikir lancar, ketrampilan berfikir luwes atau fleksibel, ketrampilan berpikir orisional, ketrampilan merinci atau mengelaborasi serta ketrampilan menilai.
Proses kreatif berlangsung mengikuti tahap-tahap tertentu. tidak mudah mengidentifikasi secara persis pada tahap manakah suatu

proses kreatif itu sedang berlangsung dan dapat diamati adalah gejalanya berupa prilaku yang ditampilkan oleh individu.

Menurut  Wallas (1991), menemukakan empat tahapan proses kreatif yaitu :
1.    Persiapan (Preparation)
Pada tahap ini individu berusaha mengumpulkan informasi atau data untuk memecahkan masalah yang dihadapi. individu mencoba memikirkan berbagai alternative pemecahan masalah terhadap masalah yang dihadapi. Dengan bekal ilmu pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki, individu berusaha menjajaki berbagai kemungkinan jalan yang dapat ditempuh untuk memecahkan masalah. namun pada tahap ini belum ada arah yang tetap meskipun sudah mampu mengeksplorasi berbagai alternative pemecahan masalah. pada tahap ini masih amat diperlukan perkembangan kemampuan divergen.
2.    Inkubasi (incubation)
Pada tahap ini, proses pemecahan masalah “dierami” dalam alam prasadar. individu seolah-olah melepaaskan diri untuk sementara waktu dari masalah yang dihadapinya, dalam pengertian tidak memikirkannya secara sadar melainkan mengendapannya dalam alam prasadar. proses inkubasi ini dapat berlangsung lama( berhari-hari atau bahkan bertahun) dan juga bisa sebentar (beberapa jam saja) kemudian timbul inspirasi atau gagasan untuk pemecahan masalah.
3.    Iluminasi (illumination)
Tahap ini sering disebut sebagai tahap timbulnya insight. pada tahap ini sudah dapat timbul inspirasi atau gagasan-gagasan baru. ini timbul setelah diendapkan dalam waktu yang lama atau bisa juga sebentar pada tahap inkubasi.
4.    Verifikasi (Verification)
Pada tahap ini, gagasan yang telah muncul dievaluasi secara kritis dan konvergen serta menghadapkannya kepada realitas. pada tahap ini pemikiran divergen harus diikuti oleh pemikiran selektif dan sengaja. penerimaan secara total harus diikuti oleh kritik. filsafat harus diikuti oleh pemikiran logis. keberanian harus diikuti oleh sikap hati-hati. imajinasi harus diikuti oleh pengujian terhadap realitas. jadi pada tahap preparation, incubation, dan illumination adalah proses berfikir divergen yang menonjol maka dalam tahap verification yang lebih menonjol adalah proses berpikir konvergen.

Guilford (1967) menyatakan bahwa intelegensi berkaitan dengan kemampuan berfikir convergen, sedangkan kreativitas adalah berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk berfikir divergen. Berfikir convergen proses berfikir didasari oleh berbagai hal menuju kesatu hal/kesimpulan, sedangkan berfikir divergen adalah kemampuan berfikir yang berasal dari satu persoalan atau satu hal menuju berbagai hal.
Kreatifitas juga dapat ditinjau dari 4 aspek, yaitu :
1.      Kreativitas dari aspek pribadi, muncul dari keunikan pribadi individu dalam interaksi dengan lingkungannya. setiap anak mempunyai bakat kreatif, namun masing-masing dalam bidang dan kadar yang berbeda-beda. kreativitas sebagai kemampuan berfikir meliputi kelancaran, kelenturan, orisinalitas, dan elaborasi.
a.   Kelancaran disini berkaitan dengan kemampuan untuk membangkitkan sejumlah besar ide-ide, dengan hal tersebut akan semakin besar kesempatan untuk menemukan ide-ide yang baik.
b.   Orisinalitas adalah kemampuan untuk menghasilkan ide-ide luar biasa, memecahkan problem dengan cara yang luar biasa atau menggunakan hal-hal atau situasi yang luar biasa. individu yang kreatif membuahkan tanggapan yang luar biasa, membuat asosiasi jarak jauh dan membuahkan tanggapan yang cerdik serta mempunyai gagasan yang jarang dimiliki oranglain.
c.   Elaborasi adalah kemampuan menyatakan pengarahan ide secara terperinci untuk mewujudkan ide secara terperinci untuk mewujudkan ide jadi kenyataan.
2.      Pendorong menunjuk pada perlunya dorongan dari dalam individu (berupa minat, hasrat, dan motivasi) dan dari luar (keluarga, sekolah, masyarakat) agar bakat kreatif dapat diwujudkan. Sehubungan dengan hal ini pendidik diharapkan dapat member dukungan, perhatian, serta sarana prasarana yang diperlukan.
3.      Kreatifitas sebagai proses ialah proses bersibuk diri secara kreatif. Pada anak usia prasekolah hendaknya kreatifitas sebagai proses yang diutamakan, dan jangan terlalu cepat mengharapkan produk kreatif yang bermakna dan bermanfaat. jika pendidik terlalu cepat menuntut produk kreatif yang memenuhi mutu tertentu, hal ini akan mengurangi kesenangan dan keasyikan anak untuk berkreasi.
4.      Kreatifitas sebagai produk merupakan suatu ciptaan baru yang bermakna bagi  individu dan atau bagi lingkungannya. Pada seorang anak, hasil karyanya sudah dapat disebut kreatif, jika baginya hal itu baru, ia belum pernah membuat itu sebelumnya dan ia tidak meniru atau mencontoh pekerjaan orang lain. dan yang penting produk kreatifitas anak perlu dihargai agar ia merasa puas dan tetap bersemangat dalam berkreasi. Kegiatan kreatif ini bertujuan membentangkan alam pikiran dan perasaan anak, menjangkau masa lalu, dan masa depan, menantang maka menjajaki bidang-bidang baru, memikirkan hal-hal baru yang belum terpikir sebelumnya, mengantisipasi akibat-akibat dari hipotesis, menggunakan daya imajinasi dan firasatnya dalam memecahkan masalah.

B.     Karakteristik Individu Kraetif
Individu yang memiliki kreativitas yang tinggi menunjukan sikap dan prilaku yang kadang-kadang tidak dimiliki oleh kebanyakan orang. Kekhasan prilaku yang kreatif digambarkan oleh beberapa ahli berikut ini :
Menurut Roger ( dalam Utami Munandar, 2004) ada tiga kondisi dari pribadi kreatif :

1.      Keterbukaan terhadap pengalaman
2.      Kemampuan untuk menilai situasi sesuai dengan patokan pribadi seseorang (internal locus of evalution) dan
3.      Kemampuan untuk bereksperimen, untuk bermain dengan konsep-konsep
Para ahli lain seperti Torrance dan Dembo (979); Utami Munandar (2004); Conny Semiawan (1984); Cohen (1976); Siegelman (1973) mengungkapkan beberapa ciri orang kreatif antara lain :
                  1.               Suka humor, tidak kaku dan tidak tegang dalam bekerja
                  2.               Suka pada pekerjaan yang menantang
                  3.               Cukup kuat memusatkan perhatian
                  4.               Suka mengemukakan ide-ide baru dan bersifat imajinatif
                  5.               Lebih sensitive terhadap keadaan orang lain
                  6.               Tidak banyak terikat pada kelompoknya
                  7.               Mampu memunculkan ide-ide yang aneh
                  8.               Terbuka terhadap ide-ide/penemuan baru
                  9.               Fleksibel//tidak kaku
              10.               Memiliki konsep diri positif
Menurut Utami Munandar (2004) prilaku kreatif tidak hanya memerlukan kemampuan berfikir kreatif (kognitif), tetapi juga memerlukan adanya sikap kreatif (aktif) pada saat sikap kreatif dioprasionalkan.
Menurut PARNES (1972) Ada 4 macam prilaku kreatif (Ciri kreatifitas), sebagai berikut:
1.    Fluency (kelancaran), yaitu kemampuan mengemukakan ide yang serupa untuk memecahkan suatu masalah.
2.    Flexibility (keluwesan), yaitu kemampuan memberikan atau menemukan berbagai macam ide untuk memecahkan suatu masalah diluar kategori biasa.
3.    Originality (keaslian), yaitu kemampuan memberikan respon yang unik, bahan ide secara terperinci untuk mewujudkan ide jadi kenyataan.
4.    Sensitivity (kepekaan), yaitu kepekaan menangkap dan menghasilkan masalah sebagai tanggapan suatu situasi
Lebih lanjut, Munandar (1999) menjelaskan ciri-ciri pribadi kreatif meliputi ciri-ciri aptitude dan non-aptitude. Ciri-ciri aptitude yaitu ciri yang berhubungan dengan kognisi atau proses berfikir adalah :
1.        Ketrampilan berpikir lancar, yaitu kemampuan mencetuskan banyak gagasan, jawaban , penyelesaian masalah atau pertanyaan.
2.        Ketrampilan berpikir luwes, yaitu kemampuan menghasilkan gagasan, jawaban, atau pertanyaan yang bervariasi, serta dapat melihat suatu masalah dari sudut pandang yang berbeda.
3.        Ketrampilan berpikir orisinal, yaitu kemampuan melahirkan ungkapan yang baru, unik, dan asli.
4.        Ketrampilan memperinci (mengelaborasi), yaitu kemampuan mengembangkan, memperkaya, atau memperinci secara detail dari suatu gagasan sehingga menjadi lebih menarik.
5.        Ketrampilan menilai (mengevaluasi), yaitu kemampuan menentukan penilaian  sendiri dan menentukan apakah suatu pertanyaan, suatu rencana, atau suatu tindakan itu bijaksana atau tidak.

Ciri-ciri non-aptitude yaitu ciri-ciri yang lebih berkaitan dengan sikap atau perasaan. Motivasi atau dorongan dari dalam untuk berbuat sesuatu:
1.            Rasa ingin tahu
2.            Bersifat imajinatif
3.            Merasa tertantang oleh kemajemukan
4.            Berani mengambil resiko
5.            Sifat menghargai
Ciri kreatifitas juga digolongkan kedalam dua bagian yaitu anak yang kreatifitasnya tinggi dan anak yang kreatifitasnya rendah. Anak yang kreatifitasnya tinggi cenderung lebih ambisius, mandiri, otonom, cenderung percaya diri, efisien dalam berfikir, tertarik pada hal-hal komplek dan perspektif, mampu mengambil resiko. Sedangkan anak yang rendah kreatifitasnya kurang memiliki kesadaran diri akan arti hidup sehat dan sejahtera, kurang bisa mengendalikan dirinya dan kurang efisien dalam berfikir.
C.     Tahap Berkembangnya Kreativitas
Kreativitas meminta, menggunakan dan menyeimbangkan tiga kemampuan sisntetik, analisis dan praktikal. Kemampuan sisntetik mampu membangkitkan ide baru dan menarik, seringkali seorang kreatif memiliki partikel berfikir sintetik yang bagus menghubungkan hal satu dengan hal lain dengan spontan. Tipikal kemampuan analisis mempertimbangkan berfikir kritik, keterampilan analisis dan ide evaluasi. Setiap orang kreatif memiliki ide menganalisis peristiwa baik dan buruk. Kemampuan mengembangkan analisis pikirannya memungkinkan mengembangkan ide jelek menjadi bagus menggunakan kemampuan analisis mengeluarkan implikasi ide kreatif dan tes. Kemampuan praktikal ialah kemampuan menerjemahkan teori kepraktek dan ide-ide abstrak kepada kecakapan praktikal.
Potensi kreatif berkembang melalui beberapa tahap sebagai berikut :
1.      Tahap persiapan yaitu mulai dengan mempelajari latar belakang masalah yang dihadapi
2.      Tahap konsentrasi (concentration) yaitu berfikir sepenuhnya tentang masalah tersebut
3.      Tahap inkubasi (incubation) yaitu istirahat untuk penenangan sejenak dengan cara santai sejenak
4.      Illumination yaitu tahap “AHA” pada saat itu mendapatkan suatu ide/gagasan tentang pemecahan masalah yang dihadapi
5.      Ferifikasi/produksi yaitu tahap berakhir mulai memecahkan masalah tersebut dan mulai merealisasikan dalam bentuk ide-ide.

Menurut Cropley (1999), terdapat 3 tahap perkembangan kreativitas diantaranya:
    1.          Tahap prekonvensional (Preconventional phase)
Tahap ini terjadi pada usia 6–8 tahun. Pada tahap ini, individu menunjukkan spontanitas dan emosional dalam menghasilkan suatu karya, yang kemudian mengarah kepada hasil yang aestetik dan menyenangkan. Individu menghasilkan sesuatu yang baru tanpa memperhatikan aturan dan batasan dari luar.
    2.          Tahap konvensional (Conventional phase)
Tahap ini berlangsung pada usia 9–12 tahun. Pada tahap ini kemampuan berpikir seseorang dibatasi oleh aturan-aturan yang ada sehingga karya yang dihasilkan menjadi kaku. Selain itu, pada tahap ini kemampuan kritis dan evaluatif juga berkembang.
    3.          Tahap poskonvensional (Postconventional phase)
Tahap ini berlangsung pada usia 12 tahun hingga dewasa. Pada tahap ini, individu sudah mampu menghasilkan karya-karya baru yang telah disesuaikan dengan batasan-batasan eksternal dan nilai-nilai konvensional yang ada di lingkungan.
D.     Factor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Kreativitas
Mengenai factor apa saja yang dapat mempengaruhi berkembangnya kreativitas seseorang, berikut ini David Campble ( dalam Mangunharjdono, 1986) menjelaskan adanya beberapa factor yang mempengaruhi, yaitu :
1.   Faktor genetik
2.   Adanya keterbukaan dalam keluarga
3.   Adanya kebebasan psikologis
4.   Kehidupan yang sering berpindah-pindah
5.   Tersedianya fasilitas yang memadai untuk mengembangkan bakat
6.   Keberanian dalam mengambil resiko

E.     Upaya Guru Dalam Mengembangkan Kreativitas Peserta Didik Dalam Proses Pembelajaran
Menurut Clark (1979) dan Roger yang dikutip oleh Munandar (2004), untuk mengembangkan kreatifitas (dalam mengajar) perlu menciptakan rasa aman dan kebebasan psikologis. Untuk itu pendidik harus mengusahakan :
1.      Menerima individu sebagaimana adanya dengan segala kelebihan dan keterbatasannya
2.      Menghindarkan adanya suasana yang bersifat mengancam
3.      Memberikan empati terhadap persoalan yang dihadapi anak
4.      Memberikan kebebasan untuk berpendapat, permissiveness (memaklumi) terhadap pemikiran anak
Menurut David Campble ( dalam Mangunhardjono, 1986) guru yang memiliki kebiasaan berikut ini sangat baik untuk menumbuh kembangkan kreatifitas anak :
             1.     Bersifat mengasuh/membimbing
             2.     Suka bersifat informal
             3.     Memiliki persiapan mengajar yang matang
             4.     Tidak terikat pada buku mata pelajaran saja
             5.     Terbuka terhadap pendapat yang berlawanan
             6.     Suka memberikan penguatan (reinforcement) bila ada siswa yang kreatif
             7.     Tidak terlalu pasti
Menurut Umi Munandar (2004) ada strategi 4P (Pribadi, Pendorng, Proses dan Produk) dalam mengemabangkan kreatifitas, yaitu :

1.   Pribadi
Kreatifitas adalah ungkapan (ekspresi) dari keunikan individu dalam melakukan interaksi dengan lingkungannya. Ungkapan atau produk kreatif adalah yang mencerminkan orisinalitas dari individu tersebut.
2.   Pendorong
Bakat kreatif siswa akan terwujud bilamana ada dukungan dari lingkungan dan dorongan dari dalam dirinya sendiri (motivasi internal) untuk menghasilkan sesuatu.
3.   Proses
Anak/siswa perlu diberikan kesempatan untuk melakukan aktivitas dan diberi fasilitas yang diperlukan. Kurikulum yang terlalu padat mengakibatkan siswa tidak ada peluang untuk melakukan kegiatan kreatif, dan jenis pekerjaan yang monoton tidak menunjang bagi siswa untuk mengungkapkan dirinya secara kreatif.
4.   Produk
Kondisi yang memungkinkan seseorang untuk menciptakan produk kreatif yang bermakna yaitu kondisi pribadi dan kondisi lingkungan. Kedua kondisi tersebut seberapa jauh mampu menimbulkan kegiatan kreatif dan menghasilkan suatu produk kreatif.


BAB III
PENUTUP
  1. KESIMPULAN
Setelah membaca materi kreatifitas diatas dapat disimpulkan bahwa sebenarnya setiap manusia memiliki potensi kreatifitas untuk mengembangkan setiap bakat yang dimiliki, dan faktor yang mempengaruhinya yaitu keluarga, sekolah, dan masyarakat. Tugas kita sebagai seorang guru (calon pendidik) adalah membantu siswa dan mengarahkannya untuk lebih kreatif melalui metode pembelajaran yang efektif dan disenangi oleh siswa sehingga siswa mampu berkembang dalam berfikir maupun dalam mengesplor bakat dan minat yang dimiliki.

  1. SARAN
Metode belajar efektif dan menyenangkan seperti school to nature dapat membantu siswa dalam mengembangkan kreatifitasnya, oleh sebab itu guru diharapkan setiap harinya mampu membuat ide-ide yang berbeda untuk melakukan pengajaran pada peserta didiknya.


DAFTAR PUSTAKA

Eson, M.E (1972) Psychological Foundation, N.Y : Holt, Rinehart and Winston, Inc . Part 2 and 3.
Mudjiran, Dkk. 2007. Perkembangan Peserta Didik. Buku Ajar. Padang: FIP UNP

You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "

Links

Blogroll

Blogger templates

Blogger news

Comments

Featured Post 4

Sponsors

Notice

Text

Powered By Blogger

Translate

Followers